Pariwisata | Wisata Bali sebagai Aset Bangsa Indonesia
Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang sudah terbukti keistimewaannya dalam hal pariwisata. Bahkan bisa dikatakan sebagai pilihan utama untuk berlibur. Ya, kita akui bersama (sebagai bangsa Indonesia) tidak hanya alam amboinya saja yang mempesonakan pulau Dewata tersebut. Melainkan juga segi tradisi serta budaya-budayanya yang masih sangat kental dijalankan oleh masyarakat di sana. Sehingga akan memberikan nuansa lingkungan yang benar-benar berbeda jika kemudian kita berkunjung.
Diantara sekian banyak obyek wisata yang dimilikinya, pantai merupakan lokasi yang agaknya sangat dinanti-nanti. Seperti pantai Sanur, Kuta, dll. Ombaknya yang menantang seolah selalu mengundang peselancar untuk mencoba menaklukkannya. Seperti halnya alam bawah laut, Bali seakan juga menyediakan surga bagi siapa saja yang suka atau ingin menyelam. Secara keseluruhan karena saking eloknya, bukan saja masyarakat lokal atau domestik yang berkunjung, tetapi wisatawan asing pun seperti tak pernah sepi mewarnai pulau Bali. Mulai dari yang tujuannya sekedar berlibur, sampai yang melakukan shooting film. Hal ini tentu akan memberikan poin plus double bagi Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Mengapa demikian? Tidak lain dan tidak bukan karena di samping meningkatkan devisa negara, pembuatan film juga dapat menjadi media promosi yang bukan main ampuhnya, entah yang efeknya langsung maupun tidak langsung.
Bicara mengenai wisata-wisata, belum lengkap rasanya kalau tak ada yang namanya penginapan dan tempat-tempat untuk relaksasi. Terlebih bagi visitors yang sengaja ingin berlama-lama berada dan menikmati Bali. Tak heran, kemudian para pelaku bisnis banyak yang memanfaatkan situasi Bali untuk menyediakan penginapan atau jasa SPA. Hingga kini bisa jadi sudah sangat mudah sekali dijumpai keberadaannya. Mulai dari yang kelas bawah sampai yang berbintang. Status Bali yang merupakan obyek pariwisata Internasional pun kiranya memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap perkembangan tempat inap dan SPA. Seperti yang pernah diberitakan oleh sebuah stasiun televisi swasta indonesia, Bali ternyata memiliki lebih dari satu tempat SPA yang masuk dalam golongan paling apik di seluruh dunia. Lalu berapa besar biayanya? Sesuai dengan kelasnya, harga pasti tinggi juga. Namun, tidaklah terlalu mahal jika kemudian dibandingkan dengan fasilitas dan pelayanan yang benar-benar nyaris sempurna. Di mata para wisatawan, tentu merupakan suatu fasilitas yang komplit ketika mereka dapat merasakannya. Sehingga pengunjung pun merasa betah berminggu-mingu, berbulan-bulan, atau bahkan tidak ingin pergi dari Bali.
Belum lagi masalah konferensi atau event Internasional yang acapkali berlangsung di Bali ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Jakarta yang menjadi ibukota Indonesia sendiri seperti kalah saing. KTT Asean dan ASEAN Blogger Conference misalnya. Kondisi tersebut tak bisa dibohongi akan terus memberi angin segar. Dengan demikian artinya Bali telah mendapat tempat tersendiri di benak setiap orang di dunia, termasuk orang indonesia. Dan dapat dipastikan, seandainya apa yang dimiliki pulau Dewata ini terus ditingkatkan dari segala aspek penunjangnya, angin segar akan terus tertiup dengan makin sejuknya untuk Bali dan Indonesia.
Di lain sisi, seperti yang sudah disinggung tadi di atas, Bali sebagai aset bangsa Indonesia juga memiliki tradisi serta budaya yang masih langgeng. Apabila mau dikuliti secara mendetail apa saja budaya itu, akan banyak sekali. Tapi kita coba ambil satu contoh saja yang paling menonjol, yakni konteks tarian. Untuk menyambut, memanjakan dan memberikan suguhan kepada para wisatawan, pertunjukan tari di Bali memang rutin digelar. Baik tari Kecak, Pendet, Janger, Legong dan masih banyak yang lainnya. Tidak main-main, suatu kegiatan yang juga berfungsi sebagai media pengenalan budaya bangsa tersebut, ternyata sudah seperti menu wajib bagi pengunjung untuk menontonnya. Jadi, tiada istilah bila acaranya kemudian sepi penonton. Justru pertunjukan tarianlah yang ditunggu-tunggu. Lebih menggembirakannya lagi, wisatawan (terutama asing) di sana tidak sebatas menonton lalu cabut begitu saja ketika acara sudah selesai. Lebih dari itu, mereka tak jarang malah merelakan waktu untuk sedikit banyak belajar tariannya. Wow!!! Ini yang kemudian harus jadi bahan pelajaran bagi kita semua (masyarakat Indonesia): orang asing saja ingin belajar budaya kita, kenapa sebagai pemilik sekaligus tuan rumah justru kurang meminati. Sebaliknya malah sibuk mengikuti budaya asing. Aneh, kenapa bisa begitu???
Sisi lain Bali
Sungguh miris mendengar kabar bahwa di balik pesonanya yang begitu memikat, Bali memiliki problem-problem yang tidak bisa digolongkan sepele. Akhir-akhir ini sempat beredar berita yang mengatakan belum sepenuhnya masyarakat Bali merasakan kenikmatan hidup di pulau sejuta pengunjung tersebut. Dalam kasus ini, rakyat yang tinggal di “pinggiran” Bali sebagai korbannya. Mereka yang mayoritas bermatapencaharian petani atau pekerjaan lain dengan hasil pas-pasan dan tidak tetap, terkadang justru harus merasakan derita. Realita ini tentu kontras dengan suasana pusat Bali yang cenderung serba modern sekaligus membuat rakyat wajah ceria saat berada di sana. Nah, yang semacam itulah sebenarnya perlu mendapat tindak lanjut. Jangan sampai karena saking kepinginnya menarik wisatawan, rakyat sendiri mesti merasakan imbasnya.
Para turis boleh jadi tidak terlalu mempermasalahkan, menilai, atau mengetahui mengenai hal ini. Namun tetap idealnya kan satu untuk semua dan semua untuk satu. Artinya, keindahan Bali adalah milik dan tanggung jawab semua begitu pula profitnya juga dapat dirasakan bersama-sama. Sedangkan seluruh masyarakat bertumpu pada satu tujuan, yakni meningkatkan nilai pariwisata. Aneh bukan kalau wisata-wisata Bali yang merupakan aset besar bagi bangsa Indonesia pudar hanya dikarenakan ketidakmerataan kondisi masyarakatnya.
Pendapat teman
SMAN 5 Yogyakarta rencana akan mengadakan study tour di bulan Desember ini. Siswa-siswi diberi dua pilihan tempat sebagai obyek, yaitu Bali dan Bandung. Berangkat dari sini, kemudian saya sedikit bertanya-tanya pada teman: pilih ke Bali atau ke Bandung? Hasilnya ternyata lebih banyak yang memilih Bali. Alasannya pun bermacam-macam. Tapi dari sekian siswa yang saya tanya, ada satu yang memiliki alasan menarik mengapa memilih Bali sebagai obyek study tour. Bunyinya kurang lebih seperti ini: penak lho.. aku we seng wes tau rono pengin rono meneh..! kalau dialihbahasakan ke bahasa indonesia kira-kira jadi seperti ini: enak lho.. aku saja yang sudah pernah ke sana ingin ke sana lagi…!
Bukti itu mungkin satu yang menandakan bahwa Bali memang aset bangsa Indonesia yang membuat pengunjungnya kangen. Sekali berkunjung ke sana, kelak kepingin lagi ke Bali, begitupun seterusnya. Seolah tiada rasa bosan. Ya, mungkin karena Bali selalu memberi pengalaman serba menarik yang tiada duanya bagi visitors, baik saat refreshing atau melaksanakan observasi (edukasi). Pokoknya, salut buat Bali. Semoga pariwisatanya makin laris manis, bisa mengangkat pariwisata lain di Indonesia, dan tentunya menjadi aset bangsa Indonesia selamanya. Amin.
*Sumber Gambar:
http://astriastrie.blogspot.com/
http://yurialfred.blogspot.com/
*Sumber Gambar:
http://astriastrie.blogspot.com/
http://yurialfred.blogspot.com/
bali emang TOP BGT dech gan.. tapi masih banyak lo t4-t4 wisata diindonesia yang lebih bgus dari bali cuman mungkin kuran terskpos aja....... ditunggu kunjungan baliknya gan. salam kenal
BalasHapusasollole
BalasHapusBali gak ada matinya tentang pariwisata, toplah. . .
BalasHapuspantas jadi andalan wisata indonesia
BalasHapus