Langsung ke konten utama

Antara Teknologi, Sumber Daya Energi, dan Bumi

Antara Teknologi, Sumber Daya Energi, dan Bumi

Berbagai macam bentuk teknologi berkembang pesat akhir-akhir ini. Apapun yang berbau tradisional nyaris 100% ditinggalkan. Memang hal itu juga tak bisa secara langsung didakwa sebagai sesuatu yang salah kaprah. Di satu sisi, bagaimanapun zaman telah memasuki era globalisasi, di mana semua dituntut untuk bergerak serba cepat namun dengan hasil paling maksimal. Di sisi lain, yang perlu diperhatikan ialah bahwa dengan membinasakan tanpa sisa yang tradisional juga tidak dapat diterima begitu saja. Mengapa demikian alasannya tiada lain lantaran pada dasarnya tradisional pun memiliki manfaat yang tak kalah dari modernisasi. Bahkan mungkin bisa digolongkan sebagai dua sisi yang mestinya setimbang. Dengan begitu, artinya modern maupun tradisional ada untuk saling mengisi. Bukan untuk tumpang-tindih. Lalu seberapa setaranya pernyataan tersebut? Mari kita bahas sedikit demi sedikit.

Agaknya kini bukan menjadi sesuatu yang asing dengan makna beserta seluk-beluk tentang global warming, pencemaran, serta perubahan iklim. Mau sadar atau tidak, yang jelas terlalu dominannya pemakaian produk pesatnya teknologi merupakan faktor riil. Banyak sekali contoh untuk mendukung pernyataan itu, mulai dari pemakaian kendaraan bermotor, pabrik, AC, dan masih seabrek yang lainnya. 

Seperti yang telah disebut diawal tadi, manusia kini selalu menginnginkan segala sesuatu bertitle instan. Serba cepat. Maka tidak heran jika kemudian mayoritas masyarakat beralih dari penggunaan sepeda dan jalan kaki menuju kendaraan bermotor. Bahkan karena sudah saking ketergantungan, sampai-sampai tidak mau memperdulikan seberapa jauh jarak yang akan ditempuh. Pergi ke warung beli rokok atau nasi bungkus yang masih dalam satu kompleks saja naik motor. Malam mingguan juga naik motor, padahal isinya terkadang sekedar muter-muter gak jelas. Tanpa harus ada paksaan supaya anda mengaku, intinya yang dibutuhkan sekarang adalah kesadaran dan perubahan menuju lebih baik. Sebab jika hal tersebut dibiarkan membabi-buta pola kehidupan manusia kini dan masa depan, jangan harap kita berada pada jalan menjaga kesehatan bumi. Sudah asap kendaraannya mengandung CO2, masih lagi boros sumber daya. Klimaksnya (konteks Indonesia) Pertamina yang bakalan kewalahan. Stok hanya ada segitu, permintaan terus meningkat, mana yang kaya gemar minta harga subsidi. Huh....

Maka dari itu, ayolah mulai dari sekarang bersama kita menginvestasikan energi untuk bumi tercinta. Implementasinya yakni dengan mengutamakan penggunaan sepeda atau jalan kaki saat pergi dalam jarak dekat serta jika mau sekedar keliling-keliling malam mingguan. Jangan pernah beranggapan kalau yang tradisional itu selamanya buruk, justru itulah salah satu cara untuk menjaga bumi kita ini.

Senada dalam konteks pabrik. Latar belakangnya lagi-lagi mengikutsertakan alasan instan. Seiring permintaan suatu produk yang naik tajam, otomatis penggunaan teknologi besar-canggih guna membantu proses produksi dilakukan. Di sini, yang sering kali manusia anggap sepele ialah membangun pabrik dengan jalan membuka lahan di hutan atau di atas taman kota. Fenomena miris, bukan? Pertama, jumlah pohon yang sebenarnya mampu mensuplai udara segar menjadi berkurang. Kedua, gas-gas CO2 dari pabrik banyak yang bebas ke udara hingga menimbulkan efek rumah kaca. Alhasil, alih-alih mau menjaga masa depan bumi, realita justru sebaliknya. Perlahan bumi kian rusak dan tak layak untuk dihuni. Oleh karenanya, untuk kali kedua saya mengajak semua komponen masyarakat untuk mau menginvestasikan energi untuk bumi. Namun bukan berarti mengancam keberadaan pabrik. Aplikasinya dapat dilakukan dengan beberapa cara. 1) Bagi pemilik pabrik, baik rumahan maupun yang besar, sebaiknya tidak membuat limbah berbahaya ke sembarang lokasi. Lakukan terlebih dahulu proses agar membuat limbah lebih ramah lingkungan. 2) Hentikan tindakan mendirikan pabrik atau bangunan lainnya dengan menjadikan pohon sebagai tumbal. 3)dll.

Problem global berikutnya adalah AC alias pendingin ruangan. Di era globalisasi seperti sekarang kiranya AC sudah menjamur di seluruh penjuru dunia. Ada beberapa penyebab memang di balik lonjakan drastis penggunaan AC. Pertama, harga AC yang semakin murah meriah, sehingga membuat masyarakat menengahpun mulai bisa memakainya. Kedua, tuntutan zaman. Dewasa ini sebagian besar orang merasa ‘sok elite’. Intinya, kalau ruangan gak ber-AC tidak mau masuk. Padahal dari segi kesehatan AC tergolong buruk. Tapi, entah mengapa kenyataan banyak yang suka. Mungkin ini menyangkut penyebab berikutnya. Ketiga, udara bumi yang makin panas dan penuh polusi. Kondisi tersebut tidak lain juga disebabkan oleh gundulnya hutan dan taman-taman kota yang musnah, maraknya penggunaan kendaraan bermotor, serta banyak pabrik yang kurang peduli lingkungan. Apalagi AC terus mengalami perkembangan bahkan sampai ada yang dapat memberikan udara segar plus hemat energi. 
Nah, hemat energi dan kesejukan sesaat itulah manfaat yang coba di bangun lewat AC. Tentunya di samping efek buruk yang beratus-ratus kali lebih hebat. Selain tidak baik bagi kesehatan tubuh, AC turut menggerus bumi. Gas CFC yang dihasilkannya mampu mempertipis lapisan ozon bumi. Sampai bolong. Artinya, AC bukanlah solusi melainkan bencana besar. Sebab bagaimanapun panas bumi mesti direspon dengan cara yang lebih multifungsi. Dalam kasus ini yang dimaksudkan adalah penanaman pohon. Tanpa perlulah kita menunggu hingga ada acara penanaman sejuta pohon, akan tetapi mulailah ikhlas dari diri sendiri dalam menginvestasikan energi untuk bumi (yang secara otomatis untuk kita juga). Setidaknya, satu orang menanam satu pohon di halaman rumahnya. Jika dalam satu keluarga ada lima orang, bukankah halaman rumah sudah terteduhi 5 pohon? Tentu lebih sehat bagi kesehatan kita dan bumi ketimbang AC. Gak perlu pake energi. Seandainya pada satu rumah saja manfaatnya semacam itu, lalu bagaimana jika setiap rumah dalam satu komples, satu propinsi, satu pulau, bangsa, atau dunia?

Akhirnya, saya pribadi sekali lagi mengajak kepada seluruh umat manusia khususnya yang ada di Indonesia dan umumnya dunia, untuk mau menginvestasikan energi demi kebaikan semua. Intinya, segala sesuatu memiliki konsep sebab-akibat. Sebab kita lena, maka akibatnya pun mengecewakan. Apabila kita mau menjaga buni, otomatis bumi akan menjaga kita pula. Investasikan energimu untuk Bumi!

Baca juga Realita Kehidupan Kini (Perilaku) Manusia dan Air Bersih Masa Depan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Manusia Pertama : Teori Darwin Atau Nabi Adam

Tentang Manusia Pertama : Teori Darwin Atau Nabi Adam Berbicara mengenai sejarah manusia memang dapat menimbulkan rasa tertarik yang begitu membara. Namun demikian, pembahasan tentang sejarah manusia juga tetap tidak bisa lepas dari perasaan bosan lantaran membingungkan. Ketertarikan mempelajarinya timbul sebagai akibat dari berbagai manfaat yang akan dapat diperoleh. Diantaranya ialah bisa mengkaji kehidupan manusia, mulai dari awal hingga saat ini. Sedangkan kebencian belajar sejarah manusia tidak lain disebabkan oleh banyaknya literatur yang tak jarang memberikan informasi berbeda-beda. Kondisi ini wajar karena fakta-fakta pendukung sulit sekali ditemukan, dan kalau sudah ketemu tidak mudah untuk memahami maksudnya. Alhasil, kemudian banyak ilmuwan yang coba mengeluarkan gagasan tentang awal mula manusia berdasarkan ilmu serta bukti yang telah mereka peroleh. Sehingga wajar ketika saat ini sering muncul perdebatan sengit menyangkut kebenaran informasi sejarah. Salah satu yang

Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak untuk Indonesia

Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak untuk Indonesia Kehadiran teknologi digital memang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap perkembangan dunia. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan seluruh manusia, teknologi agaknya merupakan suatu kebutuhan vital yang paling tidak bisa untuk ditinggalkan. Globalisasi tanpa disadari sudah memaksa setiap orang berbaur dengan segala macam bentuk teknologi. Nekat menolak teknologi akan sama halnya dengan membuang diri jauh ke masa lalu. Sedangkan tidak malu menyalahgunakannya adalah sikap “membunuh“ diri sendiri. Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia yang tak mau terus-menerus tertinggal, tentu mesti bergerak cepat dan tepat terhadap teknologi. Apalagi teknologi cakupannya kompleks dan nyaris menyentuh segala lini kehidupan, maka tiada alasan bagi semuanya untuk tidak mau dan tidak mampu memanfaatkan teknologi yang ada secara bijak dan maksimal. Bentuk pemanfaatan teknologi digital sendiri cu

Berbagi Informasi dan Belajar Android Mudah

Berbagi Informasi dan Belajar Android Mudah di BelajarDroidCom Sebagai salah satu elektronik canggih masa kini, Android memang kian banyak peminatnya. Dengan bentuk yang sebegitu praktis, serta fitur-fitur di dalamnya yang terbilang lengkap, tentu Android dapat menjadi semacam alat efektif lagi efisien   dalam menunjang kehidupan sehari-hari manusia. Namun demikian, sehubungan dengan kehadiran Android di Indonesia yang belum lama, maka wajar jika tak sedikit yang belum sanggup mengoptimalkan segala fasilitas pada Android. Nah, menanggapi problema di atas, BelajarDroid.com (sebagai blog komunitas bagi pengguna pemula Android) hadir menyajikan berbagai macam informasi, tips, tutorial, serta berita seputar sistem operasi Android. Selain materi-materi/postingan yang menarik, tampilan situs yang simple memberikan kenyamanan tersendiri ketika Anda mengunjungi BelajarDroid.com #UPDATE 2 Agustus 2013: Situs belajardroid tidak bisa diakses, dan setiap kali Saya coba membukanya muncul se